Selasa, 19 Maret 2013

Cerpen Kembalikan Senyumku

Waktu itu aku disuruh buat cerpen sama kakak kelas, sudah lama sih. Pengen diposting tapi lupa terus. Let's see!


Kembalikan Senyumku

Sudah lama aku menunggu kabar tentangmu. Sms yang kukirim tidak pernah kau balas dan saat aku menelfon malah diluar jangkakuan, sepertinya nomormu sudah tidak aktif lagi. Ada apa ini? Mengapa kau menhindar dariku? Alasan apa yang akan kau gunakan? laut dan samudera sudah ku renangi, dimana lagi aku harus mencari? Galau... tepatnya itu yang kurasakan saat ini, dia sama sekali tidak memikirkan perasaanku. Setidaknya dia puas dengan apa yang dilakukannya. Aku akan mencari hal yang baru dan melupakannya!
Aku (Salshabilla Kembangwati) sekolah di SMA Bangkit Bangsa, itu sekolah yang cukup terkenal di Jakarta dan itu salah satu alasanku untuk bersekolah disana. Aku mempunyai 2 orang sahabat Bella Tenggelamarwa dan Steffi Kehanyuti. Kami sekarang duduk di kelas XII IPA 1, dan baru 3 minggu yang lalu semester pertama kami dimulai.
“kring... kringgg.. kring....” Ah! kenapa selalu bunyi ini yang terdengar ditelingaku setiap pagi. Aku bergegas mandi dan langsung sarapan. Huh sepertinya Pak Joko hari ini masih sakit dan aku harus pergi ke sekolah bareng Kak Hanggini lagi!!! Yaampun... semoga saja aku tidak telat karena menunggunya menyetrika baju.
“Kak Hanggini, kok kakak lama banget sih? Telat nih.” sudah sekian lama aku menunggu di mobil, ini sudah jam 6 lewat 15 menit. Kalo aku telat tiba ke sekolah, bisa-bisa aku disuruh push-up 7 keliling yaampun!
“Salsha tunggu sebentar, kakak lagi pake sepatu”, teriak kak Hanggini. Selesainya, kamipun langsung bergegas menuju kesekolahku. 
"Ah! Hampir saja aku telat", hembusku dalam kecemasan. Aku buru-buru melesat kekelas, rasanya berbeda seperti yang dulu. Biasanya Kevin (cowok yang selama ini aku cari kabarnya) selalu menungguku didepan kelas, yang duduk sebangku denganku, yang dihukum bareng kalo kami berdua tidur dikelas, kekantin bersama, dan pulang sekolah suka nongkrong di Kantin Pak Maman. C'mon sal! Move on! Sampai kapan kamu akan flashback tentang hal ini?!
“teng, teng, teng...” bel pertama sudah berbunyi, dimulai dengan pelajaran Fisika. Ya ampun!! Hari ini bener-bener membosankan, kenapa dulu aku harus masuk IPA? Iya aku ingat, itu karena Kevin juga masuk IPA dan aku ingin mengikutinya.



“Pengumuman... Pengumuman...” itu suara Pak Bedik dari kantor guru, semoga ini pengumuman yang membahagiakan.
“Karena besok akan diadakannya Studi Banding untuk Guru SMA Bangkit Bangsa maka seluruh murid SMA Bangkit Bangsa diliburkan satu minggu dan masuk kembali hari Senin depan. Terima kasih atas perhatiannya.” Sudah kuduga, itu adalah kabar yang sangat menggembirakan. Aku rasa satu minggu cukup untuk bersengang-senang dengan sahabatku, setidaknya aku bisa memiliki senyumku lagi.
“teng, teng, teng...” Akhirnya bel pulang bekumandang. Aku, Bella, dan Steffi pulang kerumahku hari ini untuk mendiskusikan rencana kami. Bella dan Steffi berencana untuk pergi ke Puncak, Bogor. Akupun setuju dengan rencana mereka. Kami akan berangkat besok pagi diantar Kak Hanggini, kebetulan sekali Kak Hanggini besok tidak ada mata kuliah.

esok hari...
“Salsha cepat bangun Sal... Mereka sudah nungguin kamu dibawah nih, kebo banget sih, cepetan mandi ini udah jam 9!” Teriak Kak Hanggini. Gosh! Aku telat bangun, dengan jurusku aku akan siap dalam 10 menit.
“Bel, Stef ayo berangkat! Ntar kita kesorean lagi nyampenya.” Dengan muka sembab aku langsung masuk kedalam mobil.
“Gak ada yang tinggal kan Sal? Ayo Kak, Bel kita pergi sekarang aja, kayanya Salsha gak sabaran lagituh haha...” Kata Steffi sambil mengejekku.
“Haha... ayo kak buruan” Kata Bella sambil tertawa lepas.



Kak Hanggini pun mengantar kami ke puncak. Hari ini Jakarta tampak sepi. Kami tiba dipuncak jam 1 siang. Kami tidur di Villa omku, Kak Hanggini hari ini ikut menginap tapi besok langsung pulang karena ada mata kuliah.



Esok harinya kami jalan-jalan keluar, menghirup udara puncak yang segar, sekalian hunting foto untuk kenang-kenangan. Tiba-tiba perasaan itupun hilang ketika seseorang menabraku dengan sepeda. Gosh! Siapa dia?
"Sal kaki kamu!", teriak bella terkejat setengah mati.


Keesokan harinya...
“tok, tok, tok.” Akupun membuka pintu, astaga mereka kan yang kemarin! Bagaimana dia tau aku tinggal disini. Bella dan Steffi memasang muka senyam-senyum, oh aku tau pasti ulah kalian. Mereka memperkenalkan diri lalu Steffi menyuruh mereka masuk. Oh! Jadi ini cowok berwajah tampan yang menabrakku kemarin, sungguh tidak sesuai dengan namanya, Budi. Budi, Doyo, dan Jono memang tinggal di dekat sini. Mereka bertiga datang keVillaku bermaksud minta maaf dan mengajak kami hang out bersama. Spontan aku langsung menjawab tidak dan masuk kedalam kamar. Astaga! Aku sangat menyesal mengatakan hal itu, kapan lagi ada kesempatan untuk move-on dari Kevin.

Hari ini hari ketiga liburan sekolah, aku harap ada hal yang menyenangkan.
“tok, tok, tok.” Siapa lagi kali ini. Akupun membuka pintu, dan ternyata orang ini lagi tetapi, kali ini dia datang sendirian dan bermaksud sama seperti hari kemarin. Sedikit lama aku meng-iya-kan ajakannya karena agak jual mahal. Kamipun pergi mengelilingi kebun bunga. 2 hari berlalu, Budi ternyata orangnya asik, sudah kubilang sebelumnya tidak sesuai nama, aku kira Budi orang yang menjengkelkan. Besok Budi ingin memberikanku sesuatu, dia menyuruhku untuk datang ke tempat kita bertemu pertama kali jam 7 malam dengan pakaian yang rapi. Aku mengiyakannya saja, aku berharap akan ada sesuatu yang lebih menyenangkan dari sebelumnya.

Keesokannya aku sudah siap-siap mandi dan memilih baju dari jam 4, aku mencari Bella dan Steffi untuk mengajaknya ikut bersamaku, tetapi batang hidung mereka sama sekali tidak kelihatan. Aku bingung kemana mereka pergi, mungkin hanya keluar mencari angin sebentar. Aku langsung melesat pergi ke kebun karena takut telat. Sesampainya dikebun, tidak ada satu orangpun disana. Aku tetap berjalan mencari Budi, tiba-tiba aku melihat setangkai bunga, akupun memungutnya dan mengikuti alur bunga itu. Sesampai diakhir bunga akupun terhenti dan lampupun menyala. Aku terkejut, astaga apa ini? Bukan hanya Budi yang ada disana tetapi juga ada Bella, Steffi, Doyo, Jono dan lebih anehnya lagi ada Kak Hanggini, mama, dan papa.
“Selamat Ulang Tahun Salsha.” Seru semuanya. Gosh! Today is ma bornday. Aku bener-bener lupa. Mereka menyanyi lagu Happy Birthday untukku. Ini adalah bahagia yang sesungguhnya, dimana aku, keluargaku dan sahabat-sahabatku bisa berkumpul bersama. Aku berharap senyumku ini bukan untuk sementara waktu tetapi untuk selama-lamanya.